8/8/09

Penyiar Ingusan baru di Suara Asia

Penyiar Ingusan masuk Suara Asia
Dua tahun sudah aku meninggalkan kursi yang telah kududuki selama 27 tahun, dan meja yang sudah agak reyot penuh dengan foto-foto kenangan kiriman pendengar dari segala pelosok. Bahkan, ada foto bayi mungil yang kini pasti sudah menjadi seorang wanita cantik dan mungkin sudah berkeluarga pula. Tak terasa, waktu berjalan begitu cepat, di mana uban sudah banyak bermunculan menjadi highlite keren macam anak muda menyemir rambutnya.
Banyak kenangan membekas, ada yang mengerikan, menggembirakan, ada pula yang menyedihkan. Itulah keindahan hidup sebagai seorang manusia! Kalau mulus terus, alangkah hambarnya hidup ini. Cobaan hidup bagaikan ujian kenaikan kelas, semakin tinggi status pendidikannya semakin sulit ujiannya. Entah bagaimana dengan ujian final nanti, tergantung dari soal yang dikeluarkan Tuhan sulit atau tidak !
Bermula dari kenangan awal-awalnya menjadi penyiar ingusan di Suara Asia, waktu itu iseng saja mendaftar, karena ada lowongan untuk penyiar bahasa Indonesia di SA, setelah melalui ujian ketat tiga tahap yaitu tertulis dan rekaman suara, ( yang membosankan adalah ujian terakhir, oral test, yang lebih banyak obrolan kosong dengan chairman daripada yang sungguh berarti memilih penyiar ).
Berpartner dengan kak Andri yang waktu itu punya pekerjaan tetap sebagai PN guru bahasa Inggris di suatu SMP Taipei, sedang aku punya gawean tetap sebagai mahasiswi. Memang, semua penyiar seksi Luar Negeri di kantor BCC ( kantor induk SA ), mempunyai pekerjaan ganda bahkan lebih. karena jam kerja di radio sangat fleksibel, kerjaan selesai sudah boleh pulang. Waktu itu, SA beralamat di Kaohsiung, untuk membedakan diri dari VOFC yang jumlah penyiarnya 3 orang waktu itu. Padahal, dapur semua di kantor BCC, bersama-sama dengan penyiar VOFC.

( Foto :SA dan VOFC mangkal di markas besar Radio BCC)

Hari pertama masuk kerja, sudah langsung disibukkan dengan menerjemahkan warta berita dari bahasa Inggris dan Mandarin ke bahasa Indonesia, Kak Andri adalah orang yang pemurah hati, ketika kusodorkan hasil terjemahan kepada beliau untuk diperiksa, ia memuji bahwa terjemahannya bagus dan jauh lebih baik darinya. Tentu, dengan pujian seperti ini, penyiar ingusan yang baru masuk pasti akan lebih giat lagi berkarya. Kantor BCC besar sekali, kami yang hanya berdua saja, lebih suka langsung menerjemahkan berita di News room BCC yang merupakan dapur central untuk seluruh jaringan siaran domestik yang nasional. ( BCC adalah radio terbesar, dengan jaringan freq terbanyak, boleh dikata memonopoli siaran nasional ). Kami selalu nangkring di meja staff foreign news, karena di situ ada mesin telex yang bekerja terus, kami seperti orang yang sedang antri di counter Mc. Donald, menunggu kertas kuning tercetak penuh dengan berita-berita yang datang dari AFP, AP dll. Karena, kami bebas memakainya dulu, setelah itu baru diterjemahkan oleh staff foreign news ke bahasa Mandarin, yang mana akan menjadi warta berita setiap jam yang disiarkan para penyiar bahasa Mandarin.
Pekerjaanku di SA sebenarnya cukup menegangkan, karena hanya berdua, sementara harus menggarap acara dan warta berita total 1 jam lamanya. Apalagi telex yang fresh from the oven masuk sore sore, jadi waktu untuk menerjemahkannya kurang dari 2 jam, karena siaran warta berita SA harus selesai pada jam 6 sore. Untung di SMA, IPA dan IPS semua harus belajar ketik, jadi tidak menjadi soal bagiku mentik dengan kecepatan tinggi. ( waktu itu mesin ketik masih yang manual, dan hanya ada 1 saja yang electric, itupun giliran pakainya )
Sungguh bersyukur bisa bekerja di SA, karena dengan penggemblengan seperti itu, menerjemahkan warta berita dan sekaligus membuat acara untuk hari yang sama dalam waktu yang mepet, membuat terbiasa berefisiensi kerja yang tinggi, apalagi jika ada pembelot pesawat terbang militer dari RRC ke Taiwan, wah....semua jadi tambah sibuk, semua seksi menambah jatah kerjaan, yaitu warta berita breaking news secara live. ( Semua siaran berupa rekaman ). Siaran LIVE waktu itu sungguh sangat darurat sekali, hanya sebuah meja hijau kecil sekecil bangku sekolah di SD tanpa laci, dan sebuah Mike di depan, itu saja, penyiar harus extra hati-hati, agar kertas berita tidak "menabrak" tiang penyangga Mike, yang akan mengeluarkan suara kemresek di radio pendengar nantinya, siaran Live berada di ruang sentral yang penuh dengan mesin otomatis raksasa, yang menayangkan tape setiap bahasa yang sudah disusun rapi.

( Mesin otomatis penayang tape rekaman acara )